bu adalah permata bagi kehidupan. Tanpa adanya seorang ibu,
dunia tak lagi mengenal sebutan keluarga atau masyarakat. Masyarakat dapat
terbentuk karena adanya berbagai keluarga yang saling berinteraksi dan menjalin
hubungan sosial, demikian halnya dengan keluarga, tanpa adanya seorang ibu,
sebuah keluarga tidak akan terbentuk, karena tidak ada orang yang dapat
melahirkan sebuah keturunan melainkan seorang perempuan yang menjadi ibu.
Dalam
definisinya, ibu adalah orang tua perempuan seorang anak, baik melalui hubungan
biologis maupun sosial. Umumnya, ibu memiliki peranan penting dalam membesarkan
anak. Seorang ibu menjadi faktor utama yang membentuk karakter dan kepribadian
seorang anak, karena seorang anak akan belajar banyak hal dari perilaku ibunya
dan secara langsung maupun tidak lansung, seorang anak akan meniru perilaku dan
kepribadian sang ibu sehingga terbentuklah sebuah kebiasaan yang berujung pada
pembentukan karakter dan kepribadiannya.
Dalam Islam,
seorang ibu menempati posisi sosial yang sangat mulia. Bukan tanpa sebab Islam
memandang ibu begitu tinggi. Seorang ibu memiliki tugas penting yang harus
dilaksanakannya yaitu mendidik anak- anaknya, mulai dari lahirnya hingga ia
dewasa kelak. Sang ibu bertugas penuh pada pembentukan karakter dan akhlaq anaknya.
Tugas mendidik yang diberikan kepada seorang ibu bukanlah tugas yang mudah,
melainkan tugas mendidik dan membentuk benih generasi yang baik ini amat begitu
penting dan vatal apabila dilaksanakan dengan baik dan sungguh sungguh.
Mendidik anak membutuhkan kesabaran tinggi, kasih sayang yang dalam, pengalaman
yang baik dan pemikiran panjang serta memiliki sifat pemaaf dan tidak mudah
marah dan patah arang, sifat yang demikian itu amatlah sukar ditemukan pada
kebanyakan lelaki, sebaliknya sangatlah mudah ditemukan pada diri seorang
perempuan yang memiliki jiwa keibuan.
Melihat dari
tugas yang dipikul seorang ibu begitu berat dan penting, Allah SWT menanamkan
sedikit pancaran sifat rahmaan dan rahiim-Nya di dalam hati seorang ibu.
Seorang ibu memiliki jiwa kasih sayang yang teramat dalam pada anaknya, dan ia
juga pemaaf atas kesalahan yang diperbuat oleh sang anak, dan menjadi motivator
utama yang berpengaruh pada kesuksesan anaknya kelak. Sifat kasih dan sayang
seorang ibu kepada anaknya jelas tercermin dalam tutur katanya yang lembut
serta kegigihannya mendidik dan membesarkan anaknya, terutama jika sang anak
dalam keadaan sakit, ibu-lah yang berdiri terdepan dalam mengupayakan segala
hal untuk kesembuhan anaknya, rela mengorbankan waktunya, tenaga, harta serta
apa yang dimilikinya.
Baik buruk
suatu bangsa ditentukan oleh generasi mudanya. Generasi muda merupakan generasi
penerus bangsa, ada sebuah filsafat kehidupan Pondok Pesanntren yang berbunyi
“patah tumbuh, hilang berganti, belum patah, sudah tumbuh, belum hilang sudah
berganti”. Generasi muda akan menjadi generasi pemimpin bangsa nantinya,
pertanyaannya adalah bagaimana cara membentuk generasi muda yang berakhlaq dan
berkarakter baik? Generasi muda yang baik dapat terbentuk oleh peran seorang
ibu yang selalu menemani perjalanan kehidupannya. Ibu sangat berperan dalam
membentuk benih benih generasi yang baik di masa depan, apabila sang ibu
berakhlaq baik dan bermental bagus tentunya dapat membentuk generasi yang
tungguh di masa depan. Lain halnya dengan ibu yang berakhlaq buruk dan
berperilaku kurang baik maka hasilnya pun akan mengecewakan karna telah
menyumbang benih benih perusak bangsa. Seperti halnya sang ibu yang suka
memamerkan auratnya tak mungkin ia dapat membesarkan anak yang selalu manutup
auratnya dan menjaga kehormatannya atau yang mempunyai perbedaan perilaku yang begitu
kontras dengan sang ibu walaupun yang demikian itu sangatlah jarang terjadi.
Maka benarlah sebuah pepatah yang mengatakan “buah yang jatuh tak mungkin jauh
dari pohonnya”.
Pendidikan
manusia demikian penting dalam islam, karena manusialah yang dikarunia oleh
Allah kemampuan untuk berfikir dan ditugaskan untuk menjadi pemimpin di muka
bumi, sehingga dalam proses pelaksanaannya, Islam memilih seorang ibu sebagai
pemegang kunci dalam pendidikan itu. Islam juga memberikan keistimewaan
tersendiri atas dedikasi seorang ibu dalam membentuk sebuah masyarakat yang
berakhlaq mulia dan berkualitas. Ada tiga macam kepayahan yang dipikul oleh
seorang ibu, pertama adalah disaat sang ibu hamil kemudian melahirkan dan
selanjutnya manyusui. Karena itulah kebaikan seorang ibu tiga kali lebih besar
dari pada seorang ayah. Sebagaimana dikisahkan dalam sebuah hadis, “seseorang
dating kepada Rasulullah Saw dan berkata, ‘Wahai Rasulullah kepada siapa aku
harus berbakti pertama kali?’ Nabi menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut
kembali bertanya, ‘kemudian siapa lagi?’ Nabi menjawab, ‘Ibumu!’ Orang itu
bertanya kembali, ‘kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu!’ Orang
tersebut bertanya kembali, ‘kemudian siapa lagi’, Nabi menjawab, ‘Kemudian
ayahmu’”
Peran
penting seorang ibu lainnya adalah mentransfer nilai nilai moralitas. Proses
pendidikan dan pengajaran dapat terjadi dimana saja tetapi unsur keluargalah
yang paling dominan, sehingga anak mendapatkan pendidikannya yang terbesar di
dalam rumah dengan meniru perilaku kedua orang tuanya, terutama ibu. Ibu
mentransferkan nilai-nilai moralitas dengan berbagai cara diantaranya dengan
ucapannya dan tingkah lakunya. Sang ibu tidak hanya memberikan contoh yang baik
melainkan juga menjadi contoh yang baik pula untuk anaknya. Disamping itu,
seorang ibu juga berperan sebagai motivator handal yang selalu memotivasi
setiap langkah kaki perjuangan sang anak dalam meraih cita-citanya di dunia
maupun akhirat kelak.
Sedemikian
besar peran seorang ibu dalam kehidupan sehingga dapat membesarkan anak anak
tangguh dan gigih yang selalu berjuang . peran ibu yang demikian besar inilah
yang menjadikannya sebagai sesosok yang amat dihormati, dicintai dan dikasihi
oleh siapapun. Peringatan hari ibu yang jatuh pada 22 Desember merupakan bentuk
terima kasih atas segala cintanya yang tanpa pamrih diberikan kepada seorang
anak. Peringatan hari ibu bukanlah merupakan sebuah perayaan yang diisi dengan
banyak seremonial yang kurang bermakna, melainkan sebuah peringatan dan
sekaligus sebagai renungan atas dedikasi ibu beserta jasa jasanya yang selama
ini ia curahkan demi kemajuan sebuah generasi. Peringatan itupun juga
menyadarkan para anak yang kurang bisa memahami tindakan yang dilakukan seorang
ibu kepada anaknya meski dibenci oleh sang anak agar dapat menghayati betapa
besar pengorbanannya mulai dari kecil hingga dewasa.
Allah SWT
telah menjadikan makhluk hidup dimuka bumi ini dengan berpasang-pasangan. Ada
yang jantan adapula yang betina, ada yang lurus adapula yang melencong, ada
yang kaya adapula yang miskin. Semuanya membentuk sebuah keseimbangan yang
saling melengkapi antara satu dengan yang lain dalam sebuah kehidupan. Ibu
dengan peran dan kewajibannya mendidik anak juga memiliki sosok lelaki sebagai
bahu dimana ia bersandar. Sehingga ibu tidaklah sendiri dalam memerankan peran
penting ini, ayah mencari nafkah untuk keluarga dan ibu mendidik anaknya mereka
berdua hidup berdampingan dan saling melengkapi.
Dibalik
kesuksesan seseorang pasti dibelakangnya terdapat wanita hebat yang menjadi
faktor pemicunya, ialah ibu yang selalu mendoakan anaknya. Doa seorang ibu bagi
anak dan anak yang sholeh bagi orang tuanya adalah mustajaab atau diterima. Allah menjanjikan demikian karena
perjuangan yang dilakukannya amatlah besar dan sangat berjasa, demikian halnya
dengan ikatan spiritual yang dimiliki antara orang tua dan anak begitu dekat.
Maka dalam pergaulan dengan orang tua terutama ibu, tidaklah pantas seorang
anak untuk mengeluh disaat ibunya menyuruh, untuk acuh disaat ibunya memanggil,
untuk membentak disaat ibunya melakukan hal yang tidak disenangi sang anak.
Jasa yang dilkukan seorang ibu tidak dapat dibalaskan meski dengan
menggendongnya dikala tua setiap harinya seperti yang terjadi di zaman
Rasulullah Saw. Tetapi anak dapat berbuat suatu hal yang lebih bermakna dan
bermanfaat dari sekedar patuh ketika disuruh atau menyahut ketika dipanggil
yaitu senantiasa mendoakan ibu dan ayah disaat senang maupun susah demi
menggapai syurga Allah yang maha besar.